Nuansa tradisional dengan menu jajanan tempo doeloe disajikan untuk menggugah nostalgia pengunjung pasar. Lampu Ting atau lentera menjadi tetenger atau ciri khas pasar ini. Lentera akan dinyalakan saat pasar dibuka pada hari Sabtu mulai pukul 17.00. Setiap satu jam sekali ada semacam flash mob tradisional dengan membunyikan kentongan, piring, panci atau gamelan secara serentak yang dilakukan para pedagang dan penjaga pasar. Menarik bukan?
Dusun Giyanti menyimpan kisah sejarah yang kental dan panjang. Peristiwa Palihan Nagari (pembelahan wilayah Mataram) menjadi dua wilayah, yaitu Surakarta dan Yogyakarta hingga akhirnya menelurkan Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menjadi jalinan cerita yang melatarbelakangi berdirinya pemukiman yang jauh dari keramaian ini. Orang-orang di Yogyakarta yang tak tahan dengan perlakuan semena-mena penjajah Kompeni Belanda akibat dari Perjanjian Giyanti akhirnya memutuskan mengungsi dan melarikan diri ke tempat ini. Tumenggung Mertalaya bersama 2 orang kompatriotnya, Ki Monyet dan Ki Mranggi, bersepakat memberi nama pemukiman itu menjadi Dusun Giyanti yang diambil dari nama tempat dimana perjanjian Giyanti disepakati.
Harga Tiket
HARGA
TIKET LOKAL
TIKET INTERNASIONAL
WEEKDAY
IDR 0
IDR 0
WEEKEND
IDR 0
IDR 0
Informasi Lokasi
Kecamatan
Selomerto
Alamat
Giyanti, Kadipaten, Selomerto, Wonosobo Regency, Central Java 56361